Powered By Blogger

Rabu, 06 November 2013

Cinta Sudah Terlambat




Seandainya,,
Ku katakan  yang sesungguhnya
Tentang perasaan ku padamu
Selama ini
Seandainya ku bisa memutar kembali
Waktu yang telah terbuang dariku
Saat kau ada disini denganku
Sebenarnya hatiku selalu mencintaimu
Hanya saja ku tak pernah mengatakan ke padamu
Dalamnya cintaku
Menggenggam tulus hatimu
Namun kini kau katakan
Cinta sudah terlambat
Seharusnya ku tak biarkan kau  menanti
kata cinta Dariku
yang tersimpan terlalu lama
Dan seharusnya kau pahami isi hatiku
Yang tulus menyayangi dirimu
Sebelum cinta menjadi milikmu
Sebenarnya hatiku selalu mencintaimu
Hanya saja ku tak pernah mengatakan ke padamu
Dalamnya cintaku
Menggenggam tulus hatimu
Namun kini kau katakan
Cinta sudah terlambat
Cinta sudah terlambat
Sebenarnya hatiku selalu mencintaimu
Hanya saja ku tak pernah mengatakan ke padamu
Dalamnya cintaku
Menggenggam tulus hatimu
Namun kini kau katakan
Cinta sudah terlambat
Namun kini kau katakan
Cinta sudah terlambat


Senin, 30 September 2013

Kromatografi Lapis Tipis




1.   Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat melakukan analisa sampel  (zat warna) secara kromatografi lapis tipis.

2.   Alat dan Bahan
Alat :           - Pelat TLC                                        Bahan : - Toluen
                     - chamber kromatografi                                  -  Benzen
                                                                                             -  Sikloheksan
                                                                                             - zat warna

3.   Teori singkat
                        KLT (kromatografi lapis tipis)/ TLC (thin layer chromatography) merupakan salah satu cara untuk memisahkan dan menganalisa zat dalam jumlah kecil. Pada TLC, adsorbentersebar secara merata dalam permukaan gelas dan membentuk suatu lapisan tipis, terbentuk pita-pita yang tidak horizontal, maka sulit untuk mengumpulkan komponen-komponen. Ujung dari pita kedua akan terbawa sebelum seluruh pita pertama keluar dari kolom. Ada dua faktor penyebab masalah ini yaitu permukaan atas dari adsorben tidak rata serta kolom tidak benar-benar vertikal.
                        Fenomena lain adalah terbentuknya lengkungan pada salah satu sisi pita. Hal ini dapat terjadi bila ada ketidakteraturan pada permukaan adsorben atau terdapat gelembung udara pada kolom.
                        Pada TLC, cuplikan yang akan dipisahkan atau dianalisa diteteskan pada pelat dengan menggunakan kapiler, pemisahan dapat terjadi dengan memasukkan pelat kedalam chamber (kamar) yang telah jenuh dengan pelarut. Pelarut akan naik secara perlahan-lahan sepanjang pelat tersebut. Cuplikan akan terdistribusi antara fasa diam (adsorben) dan fasa gerak (pelarut). Sebagai fasa gerak umumnya zat yang kurang polar dibandingkan dengan fasa diam sehingga komponen dalam cuplikan yang kurang polar yang akan bergerak lebih cepat dari komponen cuplikan yang lebih polar. Bila larutan hampir mencapai ujung pelat maka pelat dikeluarkan dari chamber dan dibiarkan hingga pelarut yang menempel pada pelat penguap. Akan tetapi noda-noda pada pelat yang menunjukkan jumlah komponen yang ada dalam cuplikan. Perbandingan antar jarak perjalanan komponen dengan jarak pelarut disebut Rf.  Dinyatakan dengan bilangan dan dapat digambarkan seperti berikut :
    
     Distanced travelled           
 

                                                                                         distanced travelled by
                                                                                         the various

    

     Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus :

            

     Sebagai contoh, jika komponen berwarna merah bergerak dari 1,7 cm dari garis awal. Sementara pelarut berjarak berjarak 5,0 cm, sehingga Rf untuk komponen berwarna menjadi :
           
                  = 0,34

     Bila kondisi pengerjaan sama, maka nilai Rf untuk komponen tertentu adalah sama. Nilai Rf dapat digunakan untuk mengidentifikasi komponen.








4.   Prosedur Kerja

a.    Pelat yang telah dilapisi disiapkan terlebih dahulu
b.   Cuplikan diteteskan pada permukaan pelat dengan menggunakan pipa kapiler
c.    Kemudian pelat dimasukkan kedalam chamber yang telah diisi dengan sikloheksan. Tetesan yang berada pada pelat jangan sampai terendam pelarut. Bila perlu dapat digunakan campuran toluene sikloheksan (10 : 90) yang lebih bersifat polar.
d.   Biarkan pelarut naik perlahan-lahan sepanjang pelat hingga hampir dicapai ujung yang lain dari pelat. Tandai batas perjalanan pelarut.
e.    Biarkan pelat kering dan bandingkan harga Rf dari noda-noda yang terbentuk.














5.   Data Pengamatan

No.
Nama Pelarut
Komponen atau zat warna
Jarak
Rf
Komponen (cm)
Pelarut (cm)
1
Heksana
Brad (merah tua)
Pandan (Hijau)
Orange
Durian (Kuning)
1,1
0,9
1,0
1,1
6,9
6,9
6,9
6,9
0,159
0,130
0,144
0,159
2
Etanol
Brad (merah tua)
Pandan (Hijau)
Orange
Durian (Kuning)
3,8
3,6
2,8
3,2
4,0
4,0
4,0
4,0
0,95
0,90
0,70
0,80

            t = 10 menit












6.   Perhitungan

a.       Dengan menggunakan pelarut heksana

1)      Brad (merah tua)

59
 



2)      Pandan (hijau)
 


3)      Orange
 



4)      Durian
 


















b.      Dengan menggunakan pelarut etanol

5)      Brad (merah tua)

 



6)      Pandan (hijau)
 


7)      Orange
 



8)      Durian
 













7.      Analisa percobaan
           Pada percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa KLT (Kromatografi Lapis Tipis) merupakan salah satu cara untuk memisahkan dan menganalisa zat dalam jumlah kecil. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan pelat yang telah dilapisi yang siap ditetesi zat warna yang akan dianalisa. Pelat diberi garis dengan menggunakan pensil dan diberi jarak 1 cm dari ujung pelat agar zat warna tidak terendam dalam pelarut. Pada percobaan ini ada dua jenis pelarut yang digunakan yaitu heksana dan etanol dan empat jenis zat warna yang memiliki warna yang berbed-beda. Pelat setelah ditetesi zat warna tadi terlebih dahulu kami rendam dalam chamber kromatografi yang berisi pelarut heksana selama 10 menit. Kemudian setelah 10 menit pelat tadi kami keluarkan dan kami ukur jarak yang ditempuh pelarut dan zat warna. Pada proses perendaman pertama kami melakukan kesalahan yaitu kami mengeringkan zat warna yang telah diteteskan sehingga pada saat direndam zat warna tersebut sangat sulit bergerak bahkan tidak tejadi pergerakan sama sekali. Tetapi setelah kami tahu kami melakukan kesalahan pada proses perendaman dengan pelarut heksana kami mengulangi lagi proses perendaman ini setelah percobaan dengan pelarut etanol. Pada proses perendaman zat warna yang telah ditetesi pada sisi lain dipelat dan pelkat itu direndam dalam pelarut etanol dengan waktu 10 menit, sama seperti pada saat perendaman dengan pelarut heksana. Setelah 10 menit  terlihat pada pelat bahwa zat warna mengalami perubahan jarak yang cukup banyak atau lebih panjang dibandingkan dengan percobaan pertama dengan menggunakan pelarut heksana. Setelah percobaan dengan etanl selesai, kami mengulangi lagi percobaan dengan menggunakan pelarut heksana, dan ternyata hasil yang kami dapatkan tidak jauh berbeda dengan percobaan awal. Perbedaan jarak pelarut etanol dan heksana adalah 4 cm dan 6,9 cm. perbedaan ini disebabkan karena sifat kepolaran pada senyawa berwarna.





8. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a.       Rf (perbandingan jarak yang ditempuh pelarut dengan komponen) pelat yang direndam pada pelarut etanol memiliki nilai Rf yang lebih tinggi daripada pelat yang direndam pada pelarut heksana.
b.      Jarak komponen yang direndam pada etanol lebih besar dari jarak komponen yang direndam pada heksana sedangkan jarak pelarut heksana lebih besardari pelarut etanol.
c.       Kromatografi tipis adalah pemisahan zat berdasarkan kepolarannya.
d.      Rf yang diperoleh pada pengamatan dari etanol yaitu brand : 0,16 hijau : 0,13 orange : 0,14 dan kuning : 0,16 sedangkan pada heksana yang warna brand : 0,95 hijau : 0,9 orange : 0,7 kuning : 0,8 dengan waktu perendaman 10 menit
e.       Etanol merupakan pelarut yang bersifat kurang polar/ non polar sedangkan heksana bersifat polar.