Powered By Blogger

Minggu, 29 September 2013

ANALISIS AIR (PENENTUAN COD)




1.      TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa diharapkan mampu menetapkan COD pada air buangan

2.      PERINCIAN KERJA

·         Standardisasi FAS
·         Menetapkan COD air buangan

3.      BAHAN YANG DIGUNAKAN

·         K2Cr2O7
·         Ag2SO4
·         H2SO4 pekat
·         FAS, Fe(NH4)(SO4)2. 6H2O
·         Indikator ferroin
·         HgSO4 kistal
·         Asam Sulfamat

4.      ALAT YANG DIGUNAKAN

·         Peralatan refluks (Erlenmeyer 250  ml, penangas, pendingin tegak)
·         Buret 50 ml                              2
·         Erlenmeyer 250 ml                  3
·         Pipet ukur 10 ml, 25 ml
·         Labu ukur
·         Spatula
·         Bola karet
·         Botol winker 500 ml coklat
·         Labu ukur 100 ml, 1 liter
·         Beker gelas 200 ml

5.      TEORI SINGKAT

Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia adalah jumlah oksigen (mg. O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sample air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxygen agent)
Angka COD merupakan ukuran bagi pencamaran air oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
Analisa COD berbeda dengan analisa BOD namun perbandingan antara angka  COD dengan angka BOD dapat ditetapkan.

Jenis Air
BOD/COD
Air buangan domestic (penduduk)
Air buangan domestic setelah pengendapan  primer
Air buangan domestic setelah pengolahan secara biologis
Air sungai
0,40-0,60
0,60
0,20
0,10

Tabel. Perbandingan Rata-rata Angka BOD/COD Beberapa Jenis Air

Sebagian besar zat orgnis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih :
                                     
CaHbOc        +    Cr2O72-    +    H+      -----®   CO2     +    H2O   +   Cr23+
Zat organis                   Ag2SO4
            Warna kuning                          warna hijau

Selama reaksi yang berlangsung + 2 jam ini, uap direfluk dengan alat kondensor, agar zat organis volateli tidak lenyap keluar.
Perak sulfat Ag2SO4ditambahkan sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi. Sedang merkuri sulfat ditambahkan untuk menghilangkan gangguan klorida yang pada umumnya ada di dalam buangan.
Untuk memastikan bahwa hamper semua zat organis habis teroksidasi maka zat pengoksidasi K2Cr2O7 masih harus tersisa sesudah direfluk. K2Cr2O7 yang tersisa di dalam larutan tersebut digunakan untuk menetukan berapa oksigen yang telah terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro ammonium sulfat (FAS), dimana reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :

6Fe2+     +   Cr2O72-    +   14H+    ®    6Fe3+   +   2Cr3+   +   7H2O

Indikator ferroin digunakan untuk menentukan titikakhir titrasi yaitu disaat warna hijau biru larutan berubah menjadi coklat merah. Sisa K2Cr2O7  dalam larutan blanko adalah K2Cr2O7 awal, karena diharapkan blanko tidak mengandung zat organis yang dapat dioksidasi oleh K2Cr2O7.

Perhitungan untuk menentukan COD :
COD (mgO2/I) = (a-b) X N X 8000
                               ml sample
a          = ml FAS yang digunakan untuk titrasi blanko
b          = ml FAS yang digunakan untuk titrasi sample
N         = normality larutan FAS
Catatan : Kadar larutan reagen selalu dipilih agar (a---b)> 1ml


6.      KESELAMATAN KERJA

Gunakan peralatan keselamatan kerja seperti masker dan sarung tangan dalam menangani larutan asam sulfat pekat.

7.      LANGKAH KERJA

7.1  Pembuatan reagen
a.       Larutan standar K2Cr2O7 0,250 N
Gunakan labu ukur 50 ml untuk melarutkan 0,61g K2Cr2O7 p.a. Telah dikeringkan dalam oven = 105°C selam 2 jam dan didinginkan di dalam desikator untuk menghilangkan kelembaban, tambahkan air suling sampai 50 ml ( BM = 294, 216, BE = 49,036)
b.      Larutan standar FAS
Gunakan labu takar 250 ml untuk melarutkan 9,75 g Fe (NH2)2(SO4)2.6H2O di dalam 125 ml air suling. Tambahkan 5 ml asam sulfat pekat, akibatnya larutan menjadi hangat. Dinginkan larutan misalnya dengan merendam labu takar di dalam air yang mengalir. Tambahkan air aquades sampai 1 liter. Larutan ini harus distandardisasikan dengan larutan dikromat. Larutan FAS ini tidak stabil karena dapat dioksidasi oleh oksigen dari udara. (BM = BE = 390 )

7.2  Standardisasi Larutan FAS
·         Encerkan 10 ml larutan standar K2Cr2O7 dengan air suling sampai 100 ml dalam beker gelas.
·         Tambahkan 30 ml H2SO4 pekat.
·         Dinginkan kemudian tambahkan indicator feroin 2-3 tetes
·         Titrasi dengan FAS sampai warna larutan berubah dari hijau kebiru-biruan menjadi orange kemerah-merahan.

7.3  Penetapan COD
·         Pipet sebanyak 25 ml sample air ke dalam Erlenmeyer 500 ml yang berisi 5-6 batu didih
·         Tambahkan 400 mg HgSO4
·         Tambahkan 10 ml K2Cr2O7 0,25 N
·         Tambahkan 35 ml asam sulfat pekat (yang telah dicampur Ag2SO4)
·         Panaskan selama 2 jam sampai mendidih dengan alat refluk
·         Dinginkan, tambahkan aquadest 50 ml
·         Tambahkan 3 tetes indicator feroin
·         Titrasi dengan FAS, catat volume tutran
·         Lakukan titrasi blanko,  air sample diganti dengan aquadest.


8.      DATA PENGAMATAN

8.1  Standardisasi FAS


No Percobaan

Volume FAS (ml)

Perubahan Warna

1

23,7



Dari hijau kebiru-biruan menjadi coklat kemerah-merahan

2

22,0

Volume rata-rata

22,85
©       Volume Analit = 10ml
©       Volume Titran = 50ml


8.2  Penetapan COD

No Percobaan

Bahan Percobaan

Volume FAS (ml)

Perubahan Warna


1


Blanko (Aquadest)


14,2

Dari warna hijau tua menjadi coklat kemerah-merahan


2


Air Buangan


8,0

Dari warna kuning menjadi coklat kemerah-merahan
©       Volume Analit = 25ml
©       Volume Titran = 50ml










9.      PERHITUNGAN

9.1  Standardisasi FAS
©       Praktek
NFAS = mlK2Cr2O7 N K2Cr2O7
                  ml FAS
        = 10ml  
                  22,85ml
        = 0,109N
©       Teori
N FAS = gr 1000
            Mr       P
         = 19,5  1000
             390     500
          = 0.1N
% Kesalahan = N Teori – N Praktek
                              N Teori
                     = 0,1 – 0,109
                              0,1
                     = -9%

9.2  Nilai COD
COD =  ( volume blanko- volume sample) ml X NFAS X 8000 (mg/L)
                                                      Ml sample
         = (14,2 – 8,0)ml  0,109  8000
                                    25 ml
          = 5406,4ml
                 25ml
         = 0,216 g O2/L

                             
10.  ANALISA PERCOBAAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat dianalisa bahwa analisis air (penentuan COD) dapat dilakukan dengan standardisasi larutan FAS, pertama membuat larutan K2Cr2O7 0,250 N dalam labu takar 50 ml, sebanyak 0,61 g, yang dikeringkan dalam oven = 105°C selama 2 jam, lalu didinginkan dalam desikator, tambahkan 50 ml air suling.
9,75 g Fe(NH4)2(SO4)2. 6H2O larutkan dengan air suling 125 ml dalam labu takar 250 ml, ditambah 5 ml asam sulfat pekat, dinginkan, tambahkan 1 liter air aquadest, standardisasi dengan larutan dikromat.





Standardisasi larutan FAS, dengan mengencerkan 10 ml larutan standar K2Cr2O7 dengan air suling 100 ml dalam beker gelas, tambahkan 30 ml H2SO4 pekat, dinginkan, tambahkan 2-3 tetes indicator ferroin, titrasi dengan FAS sampai larutan berubah warna dari hijau kebiru-biruan menjadi orange kemerah-merahan. Volume titran yang dihasilkan
Penetapan COD, dengan 25 ml sample air ke dalam Erlenmeyer 500 ml yang berisi 5-6 batu didih, tambahkan 400 mg HgSO4, 10 ml K2Cr2O7 0,25 N, tambahkan 35 ml asam sulfat pekat (yang telah dicampur Ag2SO4), panaskan selama 2 jam sampai mendidih dengan alat refluk, dinginkan, tambahkan aquadest 50 ml, tambahkan 3 tetes indicator feroin,titrasi dengan FAS, volume tutran yang dihasilkan. Lakukan titrasi blanko,  air sample diganti dengan aquadest.

11.  KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukun, dapat disimpulkan :
·         Volume rata-rata titran pada standardisasi larutan FAS : 22,85ml
·         Normalitas FAS :0,109N
·         Nilai COD :0,216  g O2/L
·         % Kesalahan : -9%
·         COD merupakan jumlah oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada di dalam 1 liter sample air.

12.  PERTANYAAN

1)      Apakah perbedaan antara COD dan BOD ?
Ø  COD adalah jumlah oksigen (mg. 02) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sample air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen.
Ø  BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi di dalam air.

2)      Pada penetapan COD terjadi reaksi antara FAS sebagai titra dengan K2Cr2O7 sebagai analit. Termasuk titrasi apakah penetapan COD ?
Ø  Titrasi Redoks


13.  DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Dasar. Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar