A.
Tujuan
Percobaan
Untuk
mengetahui bagaimana membuat tempe kedelai.
B.
Alat
dan Bahan
Alat
yang digunakan untuk membuat tempe kedelai adalah :
a.
|
Kompor
|
1 Buah
|
b.
|
Neraca
Analitik
|
1 Buah
|
c.
|
Panci
|
1 Buah
|
d.
|
Ember
Plastik/ baskom
|
1 Buah
|
e.
|
Tampah /
Wadah Bambu
|
1 Buah
|
f.
|
Plastik/
Daun
|
1 Ikat
|
g.
|
Sendok
|
1 Buah
|
C.
Dasar
teori
Tempe adalah makanan yang dibuat dari proses fermentasi
terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis
kapang Rhizopus, seperti Rhizopus Oligosporus, Rhizopus stolonifer (kapang
roti), atau Rhizopus Arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal
sebagai ‘ragi tempe’.
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis
senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh
manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi.
Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika
untuk menyembyhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Secara umum, tempe bewarna putih karena pertumbuhan
misella kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur
yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe
memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
Manfaat tempe :
1.
Mengandung
serat tinggi
2.
Mudah
dicerna oleh semua kelompok umur, dari bayi sampai usia lanjut
3.
Pengolahan
kedelai menjadi tempe menurunkan kadar raffinosa yang memicu timbulnya gejala
flatulensi
4.
Mengandung
delapan macam asam
D.
Prosedur
/ langkah kerja
Adapun langkah kerja pembuatan tempe tersebut adalah:
Pertama:
menyiapkan kedelai yang akan diolah untuk menjadi tempe dengan kualitas
baik sebanyak 500 gram,kemudian mencuci kedelai tersebut dengan air bersih.
Kedua :
Merebus kedelai yang sudah dicuci bersih selama 30 menit setelah itu
kedelai direndam dalam air hangat selama 22 jam
Ketiga :
Meremas-remas dengan tangan agar kulit-kulit dari kedelai trsebut
terkelupas. Kegiatan dilakukan sampai kulit-kulit dari kedelai tersebut telah
lepas. Lakukan berkali-kali sampai bersih makin bersih kedelainya semakin baik
kualitas tempe yang dihasilkan
E.
Data
Pengamatan
Hari 0 :
|
Penambahan laru tempe pada biji kedelai, belum nampak
terjadi pertumbuhan
|
Hari : 1
|
Proses pembuatan teempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan
spora jamur tempe yaitu Rhizopus Sp pada biji kedelai. Pada hari kesatu Rizhopus Sp mulai
membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Tetapi
benang-benang hifa pada biji kedelai tidak umbuh secara merata, benang-benang
hif tersebut hanya tumbuh pada biji kedelai yang berada dipinggir plastik/
daun pembungkus.
|
Hari 2 :
|
Biji kedelai yang diamati hari kedua mulai berlendir
dan mulai berwarna hitam ,sehingga menimbulkan aroma busuk pada biji kedelai
|
F.
Analisa
Percobaan
Dari
hasil pengamatan pembuatan tempe kedelai didapat bahwa :
1.
Biji
kedelai membentuk benang-benang hifa secara tidak meraata , hal ini disebabkan
oleh penambahan laru secara tidak meerata pada biji kedelai.
2.
Biji
kedelai mulai berlendir dan mulai berwarna hitam sehingga menimbulkan aroma
busuk, hal ini mungkin disebabkan pada saat biji kedelai selesai dikukus untuk
kedua kalinya selama 15menit, biji kedelai tersebutt belum benar-benar dingin
sebelum akhirnya dicetak menjadi tempe dalam plastik atau wadah daun
pembungkus. Dan juga pada saat biji kedelai telah siap dicetak dalam plastik atau daun pembungkus, calon
tempe tersebut tidak didinginkan atau dimasukkan kedalam kulkas.
G.
Kesimpulan
Dari
analisis yang dilakukan pada pembuatan tempe kedelai dapat diambil kesimpulan
bahwa.
1.
Penambahan
laru tempe yang tidak merata dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pembuatan
tempe.
2.
Suhu
ruang sangat mempengaruhi terhadap proses fermentasi jamur pada tempe.
3.
Berbagai
macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat seperti anti biotik, untuk
menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
H.
Daftar
Pustaka
Jobsheet/RBP.
Politeknik Negeri Sriwijaya/2012/Palembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar