Powered By Blogger

Senin, 30 September 2013

PANAS PELARUTAN




I.                   TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan :
1)      Dapat menentukan panas pelarutan CuSO45H2O dan CuSO4.
2)      Dapat menghitungpanas reaksi dengan menggunakan hokum Hess.

II.                ALAT DAN BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN
·         Alat yang digunakan
1)      Calorimeter
2)      Mortar
3)      Thermometer 100°C
4)      Gelas ukur 100 ml
5)      Stopwatch
6)      Pipet ukur 10 ml, 25 ml
7)      Bola karet
8)      Kaca arloji
9)      Spatula
10)  Batang pengaduk
11)  Botol aquadest
12)  Pipet tetes

·         Bahan kimia yang digunakan
1)      CuSO45H2O
2)      Air aquadest

III.             DASAR TEORI
Perubahan entalpi yang menyertai peluruhan suatu senyawa disebut panas pelarutan. Panas pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang menyertai pencampuran secara kimia. Energy ionisasi bila senyawa yang dilarutkan mengalami peristiwa ionisasi. Pada umumnya panas pelarutan untuk garam-garam netral dan tidak mengalami disosia adlah positife. Sehingga reaksinya isotermis atau larutan akan menjadi dingin dan proses pelarutan berlangsung secara adiabatis.
Panas hidrasi, khususnya dalam system berair, biasanya negative dan relative besar. Perubahan entalpi pada pelarutan suatusenyawa tergantung pada jumlah, sifat zat terlarut dan pelarutannya temperature dan konsentrasi awal dan akhir dari larutannya.
Jadi panas pelarutan standar didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam n1 mol pelarut pada temperature 25°C, dan tekanan atmosfir.
Kalor pelarutan adalah entalpi dari suat larutan pada suhu T relative terhadap larutan dan zat terlarut murni pada suhu T0 dinyatakan sebagai :
                  H = n1H1 + n2H2 + n2HS2
Dimana :
-          H = entalpi dari n1 + n2 mol pelarut dari komponen 1 dan 2 pada suhu T relative terhadap suhu T0.
-          H1 dan H2 = entalpi molal dari komponen 1 dan 2 murni pada suhu relative terhadap temperature T0.
-          dHS2 = panas pelarutan integral dari komponen 2 dan suhu T.
                                  
pada percobaan ini pelarut yang digunakan sangat terbatas, dan mencari panas pelarutan dua senyawa yaitu tembaga (II) Sulfat 5H2O dan tembaga (II) Sulfat anhidrat. Dengan menggunakan hokum Hess dapat dihitung panas reaksi :
      CuSO4(s) + aq ® CuSO45H2O
Menurut hokum Hess bahwa perubahan entalpi suatu reaksi kimia tidak tergantung kepada jalannya reaksi tetapi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir dari suatu reaksi.
Sebagai contoh penggunaan hokum Hess :     
                                CuSO4(s) + aq ® CuSO4(aq)                                           dH° = a kj
                                CuSO45H2O + aq ® CuSO4(aq) + 5H2O(aq)                 dH° = b kj
Sehingga :                                      
CuSO45H2O(s) + aq ® CuSO4(aq) + 5H2O(aq)              dH ° = (a-b) kj

IV.             CARA KERJA
·         menentukan tetapan harga kalorimater
1)      memasukkan air aquadest ke dalam calorimeter sebanyak 50 ml.
2)      suhu air dalam calorimeter diukur dan dicatat (t1).
3)      Memanaskan air sebanyak 50 ml ke dalam gelas piala sekitar 10°C diatas temperature kamar (t2).
4)      Menuangkan dengan segara air panas ke dalam calorimeter.
5)      Diaduk dan dicatat suhu campuran yang merupakan suhu tertinggi.
                            
·         Menentukan panas pelarutan dan panas reaksi
1)      Memasukkan 10 ml air aquadest ke dalam calorimeter sebanyak 100 ml dan diaduk.
2)      Suhu mula-mula dicatat dan setiap 30 detik sampai suhu tidak berubah.
3)      Menambahkan 5 gr CuSO45H2O ke dalam calorimeter dan diaduk.
4)      Mencatat perubahan suhu setiap 30 detik sampai 5 menit.
5)      Mengurangi langkah pertama sampai keempat menggunakan serbuk CuSO4 anhidrat.

V.                DATA PENGAMATAN

·         Table Menentukan tetapan calorimeter

parameter
t1C
t2C
t3C


30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
50 ml H2O
28











50 ml + H2O

38










50 ml + (t1 + 10C)


34
33
33
33
33
32.5
32
32
32
32

                                                                                                 
·         Table menentukan panas pelarutan
                                          
parameter
t4C
t5C

30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
 H2O
30










 H2O + CuSO45H2O

31
31
31
30.5
30.5
30.5
30.5
30.5
30.5
30.5
H2O + CuSO4

31
31
32
32
32
32
32
32
32
32

VI.             PERHITUNGAN
·         Menentukan tetapan calorimeter
M =
     = 1 gr/ml
     = 50 gr
t3 = 33.76°C
Qlepas = Qterima
Qair panas = Qdingin + Qkalorimeter
m 2 - t3) + k (t3 - t1)
k =
k =
k =
k = -55.41 j/
                                 
·         Menentukan panas pelarutan
Ø  CuSO4          = m t5 – t4 ) + k (t5 – t4 ) ® m = 5 gr
= 5 gr
= -43.35 j
Ø  CuSO45H2O           = m t5 – t4 ) + k (t5 – t4 ) ® m = 5 gr
= 5 gr
= - 34.41 j ® -0.03441 kj

·         Menentukan panas reaksi
CuSO4(s) + H2O ® CuSO4(aq)                                      dH° = - 0.04335  kj
CuSO4(aq) + 5H2O(aq)           ® CuSO45H2O + H2O dH° = - 0.03441 kj
                                    CuSO4(s)  + 5H2O(aq) ® CuSO45H2O     dH° = (-0.04335 kj) + (0.03441) kj
                                                                                                        = 0.00859 kj

VII.          ANALISA PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan mengenai “PANAS PELARUTAN” pada saat melakukan pengocokan pada calorimeter dilakukan dengan konstan agar suhu yang didapatkan konstan. Pada penentuan panas pelarutan dan panas reaksi CuSO4 harus dikeringkan ke dalam oven untuk menghilanhkan hidrat yang terkandung di dalamnya sampai berubah warna dari biru menjadi putih dan kemudian memasukkan ke dalam desikator untuk mendinginkan.
Untuk menentukan t3 didapatkan dari penarikan garis lurus kurva pada grafik sehingga didapatkan suhu t3 = 33.76 dan tetapan calorimeternya = -55.41 j/ dari jumlah panas reaksi yang dihasilkan sebesar 0.00859 kj.
Pada penentuan panas pelarutan dan panas reaksi dapat juga ditentukan dengan menggunakan Hukum Hess.

VIII.       KESIMPULAN
Dari percobaan, pengamatan, dan analisa dapat disimpulkan :
·         Panas pelarutan merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada suatu sisitem apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan di dalam n1 mol pelrut pada thermometer.
·         Factor-faktor yang mempengaruhi entalpi, yaitu : jumlah zat, temperature, sifat zat terlarut dan pelarutnya, konsentrasi awal dan akhr larutan.
·         Tetapan calorimeter (k) : -55.41 j/ .
·         Panas pelarutan      : - CuSO4            = - 0.04335 kj
= +0.03441 kj
·         dH dari reaksi : 0,00859 kj

IX.             DAFTAR PUSTAKA
jobseet. 2013. “Penuntun Praktikum Kimia Fisika”. Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar