Powered By Blogger

Minggu, 29 September 2013

Hasil Kali Kelarutan (Ksp)




1.    Tujuan Percobaan
a.    Dapat mengenal prinsip-prinsip hasil kali kelarutan
b.    Menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut
c.    Menghitung panas pelarutan (∆H°) PbCl2, dengan menggunakan sifat ketergantungan Ksp pada suhu

2.    Alat dan Bahan
Alat :
·      rak tabung reaksi dan tabung reaksi
·      termometer 100°C
·      erlenmeyer  250 ml
·      gelas kimia 250 ml, 400 ml
·      corong gelas
·      spatula
·      pengaduk
·      labu ukur 100 ml, 250 ml
·      kaca arloji
·      buret 50 ml
·      pipet ukur 5 ml, 10 ml, 25 ml
·      bola karet
·      pipet tetes
Bahan :
·      larutan Pb(NO3)2 0,075 M
·      larutan KCl 1 M



3.    Dasar Teori
              Kelarutan adalah jumlah mol zat yang terlarut dalam 1 liter larutan dan dilambangkan dengan s (solubility). Secara percobaan, harga hasil kali kelarutan (Ksp) dapat ditentukan dari harga kelarutan. Dengan demikian harga kelarutan dapat juga ditentukan dari harga Ksp.
`             Secara umum, pengertian kelarutan adalah batas maksimum dari sejumlah zat tersebut yang dapat larut dalam pelarut tertentu. Ksp adalah hasil kali konsentrasi ion-ion terlarut dipangkatkan koefisiennya. Kelarutan dipengaruhi oleh jenis zat terlarut, jenis pelarut, dan suhu.
              Hasil kali kelarutan hasil kali konsentrasi ion-ion suatu elektrolit (Ksp) dalam larutan yang tepat jenuh. Timbal klorida (PbCl2) sedikit larut dalam air. Keseimbangan yang terjadi dalam larutan PbCl2 jenuh dapat ditulis sebagai berikut :
                        PbCl2                   Pb2+(aq) + 2 Cl-(aq)
Konstanta kesetimbangan termodinamika untuk persamaan reaksi diatas adalah :
                        Ka =
Karena aktivitas padatan murni = 1, maka persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi :
                        Ksp = (a b2+) (a Cl-)2
              Dalam larutan encer, aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi dalam satuan molar. Nilai Ksp diatas sebagai konstanta hasil kali kelarutan PbCl2, secara matematis dapat ditulis :
               [Pb2+] [Cl-]2            <             Ksp PbCl2                                          berbentuk larutan
              [Pb2+] [Cl-]2                >             Ksp PbCl2                                          terjadi endapan
                   [Pb2+] [Cl-]2                =             Ksp PbCl2                                          tepat jenuh



4.    Prosedur kerja

·      Menyiapkan larutan Pb(NO3)2 0,075 M dan KCl 1 M, lalu menempatkan KCl pada buret 50 ml yang berbeda
·      Masukkan 10 ml Pb(NO3)2 0,075 M ke dalam tiap tabung reaksi, baru menambahkan KCl sebanyak yang dicantumkan. Pada saat pencampuran dan setelah pencampuran tabung reaksi harus dikocok. Biarkan selama 5 menit dan amati apakah sudah terbentuk endapan atau belum. Isikan data pengamatan pada tabel :

No percobaan
V Pb(NO3)2 0,075 M (ml)
V KCl 1 M (ml)
Pembentukan endapan (sudah/belum)
1
2
3
4
5
6
10
10
10
10
10
10
0,5
1,0
1,2
1,4
1,5
2,0
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum

·      Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada tabel diatas. Pada tabung yang terbentuk endapan dan tabung yang belum terbentuk endapan, ulangi langkah diatas untuk menentukan banyaknya volume KCl 1 M yang dapat menyebabkan terbentuknya endapan sampai ketelitian 0,1 ml dan dicatat pula hasilnya. Catat hasil pengamatan pada tabel. Catat pula volume KCl 1 M yang dapat menyebabkan terjadinya pengendapan dan suhu.
·      Pada tabung reaksi yang lain, siapkan larutan berikut sesuai dengan tabel 2.2

No percobaan
V Pb(NO3)2 0,075 M (ml)
V KCl 1 M (ml)
Pembentukan endapan (sudah/belum)
Suhu 0C
1
2
3
4
5
10
10
10
10
10
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
42
54
64
72
80

·      Tempatkan endapan yang terbentuk endapan pada penangas atau labu erlenmeyer yang dipanaskan. Ketika penangas dipanaskan digunakan termometer untuk mengaduk larutan secara pelahan-lahan (kecepatan penangas kira-kira 10C per menit). Catat suhu ketika endapan tepat larut. Melakukan hal yang sama untuk campuran-campuran lain.

5.    Data Pengamatan

a.    Tabel 2.1 (sebelum diulangi)
No percobaan
V Pb(NO3)2 0,075 M (ml)
V KCl 1 M (ml)
Pembentukan endapan (sudah/belum)
1
2
3
4
5
6
10
10
10
10
10
10
0,5
1,0
1,2
1,4
1,5
2,0
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum

b.    Tabel 2.2 (setelah diulangi)
No percobaan
V Pb(NO3)2 0,075 M (ml)
V KCl 1 M (ml)
Pembentukan endapan (sudah/belum)
1
2
3
4
5
6
10
10
10
10
10
10
1,5
1,6
1,7
1,8
1,9
2,0
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah
Sudah

Keterangan : pada volume KCl 1,5 terdapat sedikit endapan, dan pada volume itu larutan disebut tepat jenuh.


c.    Tabel 2.3 (dengan suhu)
No camp
V Pb(NO3)2 0,075 M (ml)
V KCl 1 M (ml)
Suhu pelarutan end
Ksp
Log Ksp
1/T (K-1)
0C
K
1
2
3
4
5
10
10
10
10
10
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
42
54
64
72
80
315
327
337
345
353
4,394x10-3
6,88x10-3
9,6x10-3
12,2x10-3
14,9x10-3
-2, 356
-2,170
-2,017
-1,918
-1,832
3,17x10-3
3,05x10-3
2,96x10-3
2,89x10-3
2,83x10-3

Slope dan intersep
Log Ksp = -∆H°/2,303 . R 1/T tC
Log Ksp = x
1/t           = y
-∆H°/2,303 . R                   Kct =   R = Slope
                                                       C = intersep












6.    Perhitungan

a.    Bahan yang ditimbang
·         Gram Pb(NO3)2  = M . V. BM
   = 0,075 mol/l . 0,25 l . 331,21 gr/mol
   = 6,21 gram
·         Gram KCl          = M . V. BM
   = 1 mol/l . 0,1 l . 74,5 gr/mol
   = 7,45 gram

b.    Perhitungan praktikum
-endapan yang terjadi
Reaksinya :
Pb(NO3)2  + 2 KCl                  PbCl2 + 2 KnO3
            PbCl2                                   Pb2+ + 2 Cl-
Ksp      = [Pb2+] [Cl-]2
            = s . (2s2)2
            = 4 s3  . . . (1)

a)  [Pb2+] =
                       =
                       = 0,0625 mmol/ml

b) [Cl-]   =
               =
               = 0,1304 mmol/ml




 c) Ksp   = [Pb2+] [Cl-]2
               = [0,0625] [0,1304]2
                   = [0,0625] [0,017]
               = 0,0010625
               = 10,625 x 10-5 (Ksp)

1. Pada saat pemanasan
Reaksinya :
            Pb(NO3)2  + 2 KCl                  PbCl2 + 2 KnO3
-          [Pb2+] =  . M Pb2+
-          [Cl-]   =  . M Cl-
I. Pb(NO3)2  `                     Pb2+                    +          NO32-
                                    0,75 M                         2 . 0,075 = 0,15 n
II. KCl                         K+                   +          Cl
    1 M                          1 M                              1 M

a. 10 ml Pb(NO3)2 + 1,5 ml KCl
            - [Pb2+] =  . 0,075 M  = 0,065 M
            - [Cl-]    =  . 1,0 M      = 0,13 M
Ksp      = [Pb2+] [Cl-]2                                                                   * log Ksp = -2,356
                = [0,065] [4 . 0,13]2                                                      *  =  = 3,17 x 10-3
            = [0,065] [0,0676]
            = 0,004394 / 4,394 x 10-3

b. 10 ml Pb(NO3)2 + 2,0 ml KCl
- [Pb2+] =  . 0,075 M  = 0,0625 M
            - [Cl-]    =  . 1,0 M      = 0,166 M
Ksp   = [Pb2+] [2 Cl-]2                                                                  * log Ksp = -2,170
                = s . 4 s2                                                                              *  =  = 3,05 x 10-3
          = [0,0625] . 4 [0,166]2
          = [0,0625] [0,1102]
          = 0,00688 / 6,88 x 10-3

c. 10 ml Pb(NO3)2 + 2,5 ml KCl
- [Pb2+] =  . 0,075 M  = 0,06 M
            - [Cl-]    =  . 1,0 M      = 0,2 M
Ksp   = [Pb2+] [2 Cl-]2                                                                  * log Ksp = -2,170
          = s . 4 s2                                                                                 *  =  = 2,96 x 10-3
          = [0,06] . 4 [0,2]2
          = 0,0096 / 9,6 x 10-3

d. 10 ml Pb(NO3)2 + 2,5 ml KCl
- [Pb2+] =  . 0,075 M  = 0,57 M
            - [Cl-]    =  . 1,0 M      = 0,2307 M


Ksp   = [Pb2+] [2 Cl-]2                                                                  * log Ksp = -1,918
          = s . 4 s2                                                                                 *  =  = 2,89 x 10-3
          = [0,0576] . 4 [0,2307]2
          = 0,0122 / 12,2 x 10-3

e. 10 ml Pb(NO3)2 + 2,5 ml KCl
- [Pb2+] =  . 0,075 M  = 0,556 M
            - [Cl-]    =  . 1,0 M      = 0,2592 M
Ksp   = [Pb2+] [2 Cl-]2                                                                  * log Ksp = -1,832
          = s . 4 s2                                                                                 *  =  = 2,83 x 10-3
          = [0,0556] . 4 [0,2592]2
          = 0,0149 / 14,9 x 10-3









xy
x
xy
x2
3,17 x 10-3
3,05 x 10-3
2,96 x 10-3
2,89 x 10-3
2,83 x 10-3
-2, 356
-2,170
-2,017
-1,918
-1,832
-7,46852 x 10-3
-6,6185 x 10-3
-5,97032 x 10-3
-5,54302 x 10-3
-5,18456 x 10-3
5,5507
4,7089
4,0682
3,6787
3,3562
14,9 x 10-3
-10,293
-30,784 x 10-3
21,3627

Gradien (slope) =
 =
=
=
= -0,6388 x 10-3
= -6,388 x 10-4

Slope               =
-∆H°                = slope . 2,303 R
            = (-6,388 x 10-4) . (2,303 . 0,082)
          = (-6,388 x 10-4) . (1,888 x 10-1)
         = -12,0605 x 10 -5



7. Analisa Percobaan
            Pada percobaan ini yang dilakukan pertama kali adalah menyiapkan larutan Pb(NO3)2 0,075 M sebanyak 250 ml dan KCL 1 M sebanyak 100 ml. Setelah itu KCl 1 M sebanyak 100 ml tadi ditempatkan pada buret 50 ml yang berbeda. Sedangkan larutan Pb(NO3)2 0,075 M dimasukkan kedalam 6 tabung reaksi masing-masing 10 ml, masing-masing tabung reaksi ditambahkan KCl dengan jumlah yang berbeda yaitu 0,5 1,0 1,2 1,4 1,5 2,0. Sedangkan penambahan KCl kami mengamati tabung reaksi mana yang telah terbentuk endapan. Larutan yang telah terbentuk endapan terlebih dulu adalah tabung reaksi nomor 5 dengan penambahan KCl sebanyak 1,5 ml dan diikutioleh tabung reaksi nomor 6 dengan KCl sebanyak 2,0 ml. Sehingga dapat dikatakan bahwa larutan yang berada pada keadaan tepat jenuh adalah tabung nomor 5.
            Setelah mengetahui larutan yang berada pada keadaan tepat jenuh yaitu larutan dengan KCl sebanyak 1,5 ml, kami mengulangi prosedur dengan penambahan KCl pada larutan Pb(NO3)2 dengan ketelitian 0,1 ml yang dimulai dari 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0, hal ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya volume KCl yang dapat menyebabkan terbentuknya endapan. Kemudian pada tabung reaksi yang lain, kami memasukkan larutan Pb(NO3)2 sebanyak 10 ml ada 5 tabung reaksi yang berbeda kemudian ditambah KCl 1 M masing-masing 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 ml dan pada penambahan ini semua larutan suda mengalami pembentukan endapan. Kemudian campuran yang membentuk endapan dipanaskan di atas hot plate sambil diaduk dengan termometer untuk mengetahui pada derajat berapa endapan berada pada keadaan tepat jenuh.

8. Kesimpulan
a. Pada V KCl 1,5 ml terdapat endapan awal yang berarti larutan telah tepat jenuh
b. semakin besar suhu yang diberikan maka kelarutanpun akan semakin besar
c. semakin besar konsentrasi, semakin besar pula Kspnya
d. – Ksp = 10,625 x 10 -5
    - ∆H° = -12,060 x 10 -5 kg/mol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar